Minggu, 25 Juli 2010

Abrasi Pantai Laut Utara

 Kerusakan lingkungan yang dialami pesisir utara pulau Jawa, makin lama makin parah. Yang jadi musabab terutama adalah abrasi, pengikisan daratan oleh air laut.

Akibat abrasi, berbagai infrastruktur rusak, lingkungan hancur, ekosistem berubah. Dan  secara sosial dan ekonomi juga menciptakan bencana terhadap penduduk. Sayung, Tanggul Tlare dan Bulak merupakan contoh nyata tentang ancaman abrasi laut. 

Namun  pemerintah masih belum menaruh perhatian yang memadai. Memang mulai dibangun sejumlah fasilitas pelindung pantai, seperti beton-beton penjinak gelombang, juga dijalankan program penanaman kembali pohon bakau atau  mangrove di berbagai kawasan pantai.

Tapi berbagai upaya itu terkesan setengah-setengah. Keterbatasan dana selalu jadi alasan tidak optimalnya penanganan melalui bangunan fisik. Sementara penanganan secara alami, agar mencapai kerapatan yang cukup untuk menahan laju abrasi, pohon bakau memerlukan waktu setidaknya 25 tahun. 
  

CILEBAR, RAKA - Ancaman abrasi di sepanjang kawasan pantai utara (pantura) Laut Jawa makin nyata. Tak terkecuali abrasi di pantai Kecamatan Cilebar, Pedes, Cibuaya dan Pakisjaya juga pantai lainnya yang berangsur-angsur kian memprihatinkan. Kendati demikian belum ada upaya pengendalian hingga memasuki awal tahun 2010.

Sebelumnya rencana pengendalian telah melewati tahap pembahasan dan melibatkan Pekerjaan Umum Pusat secara kolektif beserta Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya pernah digulirkan tahun lalu, kepada pemerintah daerah di sepanjang kawasan pantura. Ironisnya, hingga kini menurut keterangan Kepala Desa Pusaka Jaya Utara Warman Abdulrahman, kemarin (6/1) belum ada pemberitahuan lebih lanjut mengenai rencana tersebut.

Menanggapi hal itu, pemerhati lingkungan warga Kec. Pedes Ma'ruf Muhtar Isnaeni S.Ip, mengatakan jika tahun ini sudah seharusnya abrasi menjadi fokus pemerintah. Karena, selama tujuh tahun terakhir, tren abrasi pantura Laut Jawa di Kabupaten Karawang cenderung naik." Pada 2002 sekitar ratusan hektar pantai di pesisir utara Karawang terkikis abrasi. Kerusakan pantai itu makin melonjak lima kali lipat pada 2005. Bisa dibayangkan jika hingga tahun 2010 ini belum ada upaya pengendalian, "katanya.

Namun begitu, lanjut dia, hingga tahun ini belum ada catatan jelas mengenai kenaikan tingkat kerusakan pantai di utara Karawang akibat abrasi. Tetapi, akhir-akhir ini warga Karawang yang bermukim dekat pantai makin santer mengeluhkan dampak abrasi yang menerjang permukiman mereka. Warga Cilebar misalnya, pada tahun 2009, tempat tinggal mereka yang berada puluhan meter dari bibir pantai sering kali terganggu Rob.

"Air pasang itu sangat meresahkan warga karena datang tak kenal waktu, bisa pagi hari, siang, sore, bahkan tengah malam. Rob juga merendam puluhan tambak yang menjadi pusat pencaharian warga Kecamatan Cilebar. Dan ini, terjadi di sepanjang garis pantai karawang lainnya seperti di kec. Tirtajaya, Cibuaya dan kecamatan lainnya di sepanjang pantai," ucapnya.

Seperti diketahui, Abrasi telah menggerus pantai sepanjang puluhan kilometer, bahkan beberapa daratan sisa abrasi telah membentuk teluk. Lenjut dia, mengetahui hal itu minimal ada pengendalian bagi titik titik lokasi terparah akibat abrasi seperti rusaknya jalan raya. "Hal itu yang sangat mencemaskan. Selain kerusakan lingkungan termasuk tambak sebagai pusat penghidupan warga. Sampai saat ini, seluruh warga pesisir hanya berharap ada upaya pengendalian seperti yang telah direncanakan, "jelasnya.

Sementara Lsm GMBI karawang melalui Korwil Cilebar Boy Jumantara masih mengcari tahu pasti mengenai rencana pengendalian yang sempat digulirkan dengan melakukan koordinasi beserta BLLU- PPB Desa Pusaka Jaya Utara. Sisi lain, Korwil memaparkan bahwa abrasi juga telah merusak ribuan rumah-rumah warga yang terancam roboh karena digenangi air asin yang ganas. "Paling memprihatinkan adalah terjadi peta perubahan ekosistem. Awalnya, abrasi yang disertai pendangkalan pantai akibat sedimentasi material yang terbawa arus gelombang merusak ekosistem pantai. Akibatnya populasi ikan akan menjauh dari bibir pantai, "jelasnya radarkarawang.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar