Selasa, 22 Juni 2010

The Structure Richat (Mauritania)


Struktur Richat adalah sebuah struktur unik yang terletak di gurun Sahara, dekat Ouadane, Mauritania. Struktur ini telah menjadi daya tarik awak pesawat luar angkasa sejak awal penjelajahan luar angkasa. Struktur ini memiliki formasi geologis yang unik karena jika dilihat dari orbit, struktur ini membentuk lingkaran di tengah gurun. Struktur Richat memiliki diameter 50 kilometer. Awalnya struktur ini dianggap sebagai bekas tabrakan meteorit karena membentuk lingkaran sempurna, tetapi sekarang ini diperkirakan merupakan hasil aktivitas geologis. Struktur ini terletak pada koordinat 21° 7' 29,67" LU dan 11° 24' 12,96" BB. (http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_Richat)

Salah satu tempat paling spektakuler di Mauritania, bagian barat daya Gurun Sahara. Sangat luas, kalau dilihat dari atas, seperti lubang raksasa yang garis tengahnya mencapai 30 mil. Diduga, lubang itu akibat meteorit yg jatuh ke bumi. Namun para ilmuwan yakin kalau hal itu terjadi karena erosi. Namun sampai sekarang belum terpecahkan, bentuknya yang berputar-putar.

Struktur unik di Gurun Sahara Mauritania ini dapat dilihat dari luar angkasa. Ini adalah 50 mil lebar dan agak tidak biasa yang ada di gurun Sahara. Meskipun orang sering menyebutnya sebagai dampak struktur, itu sebenarnya hasil alamiah dari ratusan ribu tahun erosi. Terbentuk dari lapisan-lapisan batuan sedimen, ganasnya angin dan pergeseran bukit pasir yang membuat materi di sekitarnya aus,dan terkesan seperti kawah. Hal ini juga dikenal sebagai Mata Afrika.

Kamis, 10 Juni 2010

Krisis Minyak Dunia



















Saat ini dunia sangat bergantung kepada minyak bumi sebagai sumber energi. Namun, minyak bumi ini adalah sumber energi yang tak dapat diperbaharui. Sedikit yang membantah bahwa minyak bumi suatu saat akan habis dan manusia akan terpaksa beralih ke jenis energi lainnya. Yang menjadi masalah kini bukanlah apakah minyak akan habis, tetapi kapan minyak akan habis. Ini adalah yang kita sebut sebagai krisis minyak dunia.

Minyak Indonesia Habis 15 Tahun Lagi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, dalam tempo 15 tahun mendatang persediaan minyak mentah Indonesia akan habis bila tidak ada penemuan ladang minyak baru. Selain minyak mentah, kata Presiden, persediaan Gas Alam Indonesia juga akan habis dalam waktu 60 tahun ke depan sementara sumber daya batu bara masih mencukupi untuk kurun waktu 150 tahun mendatang. Dengan kondisi berbagai sumber daya alam yang makin menipis itu, Yudhoyono selain menekan hemat energi, juga menekankan perlunya diversifikasi energi yang tidak lagi bertumpu kepada minyak, tetapi mulai menggunakan batu bara, gas, grothermol dan buiket.

Industri Minyak Masa Depan


Pembangunan kilang-kilang baik untuk menghasilkan bahan bakar maupun bahan baku industri perlu terus digali. Kilang-kilang baru itu nanti dapat dicari disekitar pusat perminyakan di Indonesia seperti ; Balikpapan, Palembang, Dumai dan Lhok Seumawe. Ditempat-tempat itu cukup banyak sumber bahan bakunya, yaitu minyak dan gas bumi.

Disamping untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan masyarakat sendiri, kita membangun proyek-proyek pengolahan minyak dan gas bumi juga untuk memenuhi kebutuhan kawasan disektor kita yang pertumbuhannya juga pesat. Dengan demikian, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produk dan kilang-kilang pengolahan minyak dan gas bumi kita tujukan juga untuk ekspor. Dimasa depan industri pengolahan minyak dan gas itu dapat kita gali diberbagai daerah lain di Indonesia yang kita harapkan akan menemukan cadangan gas yang cukup besar, seperti di Jawa Timur, Pulau Bintan dan dikawasan Indonesia Bagian Timur.

Pada saatnya nanti kita tidak lagi hanya akan mengekspor minyak mentah, tetapi kita akan lebih menghasilkan produk-produk olahan hasil minyak dan gas bumi. Secara bertahap pola ekspor minyak akan berubah dari ekspor minyak mentah ke ekspor bahan olahan. Jika keadaan ekonomi sudah memungkinkan, pada suatu saat nanti, harus dihentikan ekspor minyak mentah dan mencadangkannya untuk kebutuhan dalam negeri. Selama kemampuan masih ada kita akan melanjutkan ekspor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan negara-negara lain, terutama di Asia Tenggara dan kawasan Pasifik. Selama ini negara-negara itu mengandalkan suplai minyak bumi di Indonesia.

Strategi pengembangan industri perminyakan diarahkan untuk memperkokoh ketahanan ekonomi. Sebab kita ingin bersandar pada kemandirian dalam bidang energi, dan berbagai bahan baku untuk kebutuhan industri yang vital bagi kehidupan masyarakat. Strategi tadi sekaligus meningkatkan perolehan devisa. Kita juga ingin menikmati hasil nilai tambah dari pengolahan sendiri minyak bumi dan gas alam kita. Disamping itu, dengan ikut serta dalam proses pembangunan kilang-kilang serta dalam pengendalian operasinya, maka taraf penguasaan teknologi kita juga meningkat.